Minggu, 17 Juli 2011

FATIGUE DAN BOREDOM DALAM OLAHRAGA

PENGERTIAN FATIGUE dan BOREDOM

1. Fatigue (Kelelahan)

Lelah (fatigue), istilah lelah atau kelelahan biasanya dihubungkan dengan lemahnya atau menghilangnya kemampuan orang untuk mengadakan reaksi terhadap rangsang.

Demikian pula muscular fatigue atau lelah otot adalah lemahnya atau menghilangnya kemampuan otot untuk mengadakan reaksi terhadap rangsang.

Kelelahan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya disebabkan karena kerja mental, sedangkan lelah fisik karena pekerjaan otot.

Akan tetapi dalam olahraga, fatigue biasanya adalah gabungan dari lelah otot dan lelah mental, sehingga dapat dikatakan bahwa kelelahan dalam olahraga adalah suatu mind-body unity. Fatigue juga timbul karena dalam tubuh kita terjadi perubahan-perubahan mental fisik (psichophysical) yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang kita lakukan, sehingga dengan demikian kapasitas untuk melakukan aktivitas-aktivitas selanjutnya berkurang atau hilang sama sekali. Perubahan-perubahan tersebut biasanya terjadi sewaktu aktivitas itu sedang berlangsung. Akan tetapi, aspek-aspek mental-emosional yang dialami atlet sebelum aktivitas tersebut, dan sering dirasakan sebagai gangguan oleh atlet, dapat pula menimbulkan rasa lelah pada atlet.

Lelah fisik, yaitu lelah dalam pusat-pusat motorik, dapat mempengaruhi pusat-pusat sensoris kita; dan pengaruhnya adalah, pekerjaan otot yang berat akan mempengaruhi pusat saraf kita, sedang sebaliknya pekerjaan yang cukup (moderat) akan dapat menaikkan tugas dari pusat saraf. Oleh karena itu, latihan-latihan fisik di sekolah-sekolah sebaiknya diberikan sedemikian rupa sehingga jangan mengganggu pelajaran-pelajaran intelektual di kelas. Ativitas-aktivitas selama sekolah berlangsung sebaiknya jangan terlalu berat dan memakan waktu terlalu lama. Akan tetapi sebaliknya, jangan pula terlalu ringan agar kerja fisik tersebut menjadi rangsang untuk kapasitas keraja mental atau intelektual. Aktivitas-aktivitas berat sebaiknya dilakukan diluar jam sekolah, misalnya di sore hari setelah tidak ada kelas lagi.

2. Boredom (Kebosanan/ Rasa bosan)

Kalau seseorang merasa terpaksa untuk mengikuti atau melakukan pekerjaan fisik, mental, atau sosial tanpa tujuan yang jelas, sehingga tidak bisa menggugah perhatiannya atau interess-nya, maka dia biasanya merasa sukar untuk melanjutkan pekerjaannya atau aktivitasnya. Perasaan ini biasanya disebut boredom (bosan, jemu, ogah).

Boredom akan mempercepat datangnya lelah, karena orang itu merasa capek melakukan aktivitas yang membosankan itu, dan karena nafsu untuk meneruskan pekerjaan menjadi hilang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perasaan lelah demikian, yang timbulnya karena kurangnya pehatian dan minat dalam melakukan pekerjaan itu, tidaklah dapat disebut sebagai lelah yang sebenarnya atau true fatigue. Sebab apabila orang itu digugah lagi perhatiannya dalam pekerjaaannya, tanda-tanda lelah itu akan menghilang. Karena itu fatigue yang didasarkan pada boredom ini disebut lelah semu/ palsu atau pseudo-fatigue.

Melalui ilustrasi dibawah ini mungkin gambaran pseudo dan true fatigue akan bisa menjadi lebih jelas. Didalam suatu ruangan kantor bekerja empat orang pegawai pria. Pada permulaan bekerja dikantor itu, mereka merupakan pegawai-pegawai yang bersemangat. Akan tetapi pekerjaan rutin sehari-harinya lama kelamaan tidak dapat lagi mengggah perhatian mereka, oleh karena itu mereka merasa cepat lelah dan bosan, mengherankan perasaan demikian segera hilang setelah majikan mereka yang cerdik menempatkan seorang pegawai yang cantik di ruang itu. Malah mereka seringkaali masuk kantor terlalu pagi dan pulang terlalu sore. Kita lihat disini bahwa rasa lelah mereka adalah rasa lelah palsu. Boredom dapat pula dikurangi atau dihindari apabila pekerjaan itu dibuat menarik sehingga menimbulkan perhatian, rangsangan, motivasi, dan interesse bagi yang melakukan pekerjaan tersebut. Demikian pula, boredom dapat dikurangi apabila pada waktu sedang bekerja, orang memikirkan sesuatu yang menarik atau yang menyenangkan, misalkan msuik yang menyegarkan.

Suasana boredom ini bisa juga terjadi di olahraga. Kadang-kadang terjadi, bahwa atlet-atlet yang kurang prestasinya, atau sebaliknya atlet yang berpotensi sekalipun, tiba-tiba meninggalkan olahraganya tanpa alasan-alasan yang jelas. Malah ada yang sama sekali tidak mau lagi melakukan cabang olahraganya atau cabang olahraga lainnya. Mengapa ?

Drop out ini biasanya disebabkan karena boredom, dan alasan-alasan yang dikemukakan umumnya adalah :

1. Tidak memperoleh kesenangan lagi dalam cabang olahraga itu.

2. Latihan-latihan yang rutin-monoton.

3. Merasa terlalu sering mendapat teguran-teguran, baik dari pelatih maupun dari teman-teman seregunya.

4. Tidak pernah dimasukkan dalam tim inti, sehingga tidak pernah diberi kesempatan bertanding, melawat ke lain kota, dan sebagainya.

5. Tidak mampu menghadapi stress-stress pertandingan.

6. Tidak mendapat dukungan (fisik maupun mental) dari pelatih atau orang tua.

7. Hubungan yang tidak menyenangkan dengan pelatih.

8. Merasa tidak ada tantangan dalam latihan; atau kehilangan tantangan atau dorongan.

9. Terlalu sering mengalami situasi-situasi yang kurang menyenangkan.

Biasanya kemungkinan peluang untuk membikin mereka tergugah lagi dalam olahraga, atau mengatasi rasa boredom, sangat kecil. Akan tetapi, meskipun demikian usaha-usaha untuk menggugah minat pada mereka harus tetap dilakukan. Langkah-langkah yang bisa dilakukan atlet adalah :

1. Melupakan untuk sementara segala sesuatu yang berhubungan dengan olahraga.

2. Melakukan olahraga, pada cabang olahraga lainnya yang kira-kira memberikan kesenangan dan kepuasan.

3. Melakukan kegiatan rekreatif, pergi ke gunung, fartlek didaerah yang pemandangannya menyejukkan, piknik, dan sebagainya.

4. Kalau boredom belum “parah” dan baru mulai nampak gejala-gejalanya turunkan intensitas latihan, ciptakan suasana gembira dalam latihan, hindari tes-tes dan pertandingan-pertandingan.

5. Minta nasehat kepada ahli psikiatri.

Tidak ada komentar: