Dalam permainan bola basket terdapat berbagai macam teknik yang harus kita kuasai, diantaranya adalah: menggiring/drible, mengumpan/ passing, gerak tipu/fake, menembak/ shooting, mengambil bola/rebound. Agar bisa mencapai teknik-teknik diatas secara optimal maka diperlukan latihan-latihan secara kontinyu (rutin).
Dalam proses pembelajaran, seorang guru biasanya lebih menitik beratkan pada pelaksanaan pembelajaran yang nyata nampak dalam peragaan fisik, yaitu secara langsung mempelajari kegiatan yang dimaksud melalui kegiatan praktek berulang-ulang. Tekanannya adalah pada pembiasaan fisik.
Dewasa ini, mulai dikenal konsep latihan imajiner atau mental practice. Dilingkugan atlit-atlit berketerampilan tinggi, latihan imajiner ini semakin popular. Hingga batas tertentu, hasilnya menunjukkan efek positif terhadap kemajuan belajar. Meskipun cukup meluas penggunaannya, tapi masalah latihan imajiner masih jarang digunakan oleh rekan-rekan guru Pendidikan jasmani apalagi diteliti.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyebab siswa Kelas 9 kurang baik dalam melakukan tembakan pada permainan bola basket?
2. Apakah dengan latihan imajiner dan latihan nyata dapat meningkatan kemampuan menembak siswa
Kelas 9 dalam permainan bola basket?
3. Seberapa besar peningkatan kemampuan menembak Siswa Kelas 9-A dalam permainan bola basket?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk meningkatkan teknik menembak /shooting.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menembak /shooting dalam permainan bola basket melalui
latihan imajiner dan latihan nyata.
3. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan menembak /shooting dalam permainan bola
basket melalui latihan imajiner dan latihan nyata.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan diatas maka penelitian ini diharapkan bermanfaat
1. Bagi peneliti :
a. Sebagai bahan kajian dan pengalaman baru dalam proses pembelajaran menembak (Shooting)
dalam permainan bola basket melalui latihan imajiner dan latihan nyata.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan proses pembelajaran pada pokok bahasan yang
lainnya.
c. Sebagai variasi proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
2. Bagi siswa :
a. Untuk memberikan pengalaman belajar menembak/shooting dengan benar melalui latihan imajiner dan
latihan nyata.
b. Untuk memberikan motivasi dan percaya diri dalam belajar menembak/shooting melalui latihan imajiner
dan latihan nyata.
c. Untuk meningkatkan kemampuan menembak/shooting melalui latihan imajiner dan latihan nyata.
3. Bagi sekolah :
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka pencapaian prestasi olahraga pada umumnya dan olahraga bola basket pada khususnya.
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Latihan Imajiner
Mengapa latihan imajiner perlu dilakukan dan apa keuntungannya? Menurut Lutan R., (1988:328) mengatakan bahwa ada beberapa alasan utama yang membuat latihan imajiner patut diperhatikan atau dilakukan sebagai pelengkap bagi latihan tradisional atau nyata. Alasan tersebut adalah:
1. Latihan imajiner bermanfaat untuk merangsang perkembangan penguasaan keterampilan dalam tempo yang lebih cepat, dan bahkan mungkin dengan tingkat retensi yang lebih besar.
2. Konseptualisasi keterampilan motorik yang akan dipelajari secara tidak langsung mengasah kemampuan kognitif atau kemampuan seseorang untuk berfikir. Ini berarti, belajar motorik itu tidak berlangsung secara otomatis.
3. Dalam keadaan kelas terlampau padat, atau fasilitas kurang, maka latihan imajiner dapat dipakai sebagai pelengkap latihan nyata. Sambil menunggu giliran latihan nyata, para siswa dapat melakukan latihan imajiner.
Proses pembelajaran yang digunakan oleh rekan-rekan guru Pendidikan jasmani selama ini adalah mayoritas hanya pemberian latihan nyata artinya siswa diperintah untuk melakukan tugas-tugas (praktek) yang diberikan oleh guru. Terkadang tugas itu bisa membosankan siswa yang pada akhirnya tujuan yang diinginkan kurang tercapai secara maksimal.
Salah satu solusi atau variasi dalam proses pembelajaran Pendidikan jasmani adalah pemberian latihan imajiner yang dikombinasikan dengan latihan nyata. Hal ini akan dapat membuat suasana baru sehingga memancing keingintahuan siswa sehingga siswa akan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan latihan imajiner bukan berarti sepenuhnya mengganti latihan nyata. Kedua-duanya dapat digabung untuk saling memperkuat dan mendukung.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Perry (1939) dalam Lutan, R. (1988:329) yang mengatakan bahwa:
Efektivitas latihan imajiner dan latihan nyata (melalui peragaan fisik) rupanya ada kaitannya dengan tipe tugas yang dipelajari. Studi tentang latihan imajiner telah dilakukan baik yang berkenaan dengan tipe tugas yang dianggap baru atau tak lazim dikerjakan orang maupun keterampilan umum yang sering dilakukan dalam pembelajaran jasmani.
2. Teknik Melaksanakan Latihan Imajiner.
Persoalan yang paling penting tidak hanya masalah konsep dan bukti-bukti ilmiah tentang pengaruh latihan imajiner terhadap penampilan gerak siswa, namun bagaimana cara pelaksanaan latihan imajiner itu sendiri. Menurut Clark (1960) dalam Lutan, R. (1988:332) mengemukakan bahwa tekanan utama adalah ada pada penyampaian pengertian tentang keterampilan sebelum latihan imajiner dilakukan.
Fokus kegiatannya ialah, siswa diberikan pengertian yang jelas tentang bagaimana cara dan pola gerak yang akan dilakukan, setelah siswa memahami teknik yang benar memberi contoh pola gerak yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini sangat penting karena pemahaman merupakan faktor yang paling penting (esensial) dalam latihan keterampilan.
3. Menembak (Shooting)
Menembak atau shooting adalah keahlian yang sangat penting. Teknik dasar seperti passing, dribbling, fake, dan rebound mengantar pemain memperoleh peluang besar mencetak angka, tetapi tetap saja pemain harus mampu melakukan tembakan dengan akurat. Sebetulnya, menembak dapat menutupi kelemahan teknik dasar lainnya.
Disamping permainan fisik, bola basket juga merupakan permainan mental. Meningkatkan ketahanan mental adalah kunci untuk meningkatkan prestasi pada semua lini keahlian dasar, termasuk menembak. Hubungan langsung antara percaya diri dalam menembak dan keberhasilan dalam menembak adalah factor yang paling konsisten yang kita kenal pada penembak-penembak handal.
Keberhasilan menembak berasal dari integrasi mental dan aspek mekanisme menembak. Bila kita berfikir, seakan kita berbicara pada diri sendiri. Percakapan yang bersifat positif (positive self-talk) dapat membantu kita mengintegrasi aspek mental dan mekanisme menembak, mempercepat peningkatan tembakan kita. Positive self-talk menggunakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan prestasi.
Kata-kata kunci tersebut harus bersifat positif, singkat, dan memiliki personalitas.kata yang bersifat positif yang kita asosiasikan dengan tembakan yang berhasil disebut kata “anchor” atau pautan. Misalnya kata Yes! Masuk! OK!. Sedangkan kata kunci bagi mekanisme yang benar dari tembakan kita disebut kata “pemicu”. Misalnya kata legs atau up, hands, sight, finger atau touch, through.
Ada beberapa macam teknik menembak dalam permainan bola basket, yaitu:
1. One – Hand Set Shot (Tembakan satu tangan)
2. Free Throw (Tembakan bebas/hukuman)
3. Jump Shot (Tembakan dengan melompat)
4. Three – Point Shot (Tembakan tiga angka)
5. Hook Shot (Tembakan Mengait)
6. Lay Up dan Runner (Layup yang diperpanjang)
Dari 6 macam teknik menembak tersebut diatas kami memfokuskan pada dua macam teknik saja yaitu: One – Hand Set Shot (Tembakan satu tangan) dan Free Throw (Tembakan hukuman).
Semua tembakan tersebut mempunyai mekanika/teknik dasar. Mekanika dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pandangan (Sight)
Pusatkan pandangan pada ring, tujukan hanya pada sisi muka lingkaran untuk semua jenis tembakan kecuali tembakan pantulan (Bank Shot). Pandang sasaran, mata terfokus pada ring hingga bola mencapai sasaran.
2) Keseimbangan (Balance)
Berada dalam keseimbangan memberikan tenaga dan kontrol irama tembakan. Posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan manjaga kepala segaris dengan kaki sebagai kontrol keseimbangan. Rentangkan kaki selebar bahu dan arahkan jari kaki ke depan (kaki kanan untuk tembakan tangan kanan). Jari kaki yang di belakang harus sejajar dengan tumit dari kaki yang menembak. Tekuk kaki. Ini akan memberikan tenaga untuk menembak. Kepala harus segaris dengan pinggang dan kaki. Kepala mengontrol kaki dan sedikit lebih maju membuat garis menanjak antara bahu dan tubuh bagian atas dengan ring. Bahu harus rileks.
3) Posisi Tangan
Tempatkan tangan tepat di belakang bola. Tempatkan tangan yang tidak menembak di samping bola sebagai penjaga keseimbangan bola. Letakkan tangan cukup rapat dengan bola dan rileks, jari-jari terentang secukupnya. Posisi tangan yang rileks akan menjadikan arah bola alami, bola berada pada jari, bukan pada telapak tangan, bola dilepaskan dari jari telunjuk dan jari tengah.
4) Pensejajaran Siku Dalam
Pegang bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Pertahankan siku tetap didalam. Bola sejajar dengan basket/ring.
5) Irama Menembak
Menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakkan bola dengan halus, bersama dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritme tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Awali dengan lutut sedikit lentur. Arahkan lengan, pergelangan tangan dan jari harus lurus dengan ring dengan sudut kemiringn antara 45 derajat sampai 60 derajat, rentangkan lengan selurusnya sampai siku.lepaskan bola dari jari telunjuk dan tengah dengan sentuan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan. Pertahankan tangan keseimbangan pada bola sampai titik pelepasan.
6) Gerak Lanjut (Follow Through)
Setelah melepas bola dari jari telunjuk dan tengah, pertahankan lengan untuk tetap di atas dan terentang sepenuhnya dengan jari telunjuk dan tengah menunjuk lurus pada ring/basket. Telapak tangan menghadap ke bawah. Pertahankan pandangan pada sasaran dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring. (Wissel, H., 1996:46)
Dalam proses pembelajaran menembak, guru sering dihadapkan pada masalah ketidakberhasilan siswa dalam menjalankan tugas menembak. Untuk itu guru harus mengetahui sebab-sebab kegagalan siswa dan mampu untuk mengoreksinya.
F. METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
Dalam penelitian ini Peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu di SMP Negeri 3 Lawang Kelas 9-A semester ganjil Tahun pelajaran 2010– 2011.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada jam pelaksanaan pelajaran berlangsung. Diperkirakan mulai bulan Nopember sampai dengan Desember 2010. Setiap pertemuan waktu yang tersedia 2 x 45 menit pada jam mengajar dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
3. Karakteristik siswa
Dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Jasmani siswa SMP Negeri 3 Lawang, sangat antusias sekali meskipun ada beberapa yang melakukannya dengan asal asalan.
4. Karakteristik Sekolah
Sekolah SMP Negeri 3 Lawang terletak dibagian utara Kabupaten Malang kurang lebih 8 km dari Kota Malang, berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan. Sekolah dengan luas tanah 2.672 m2 sangat berpotensi menjadi sekolah unggulan di daerah Lawang. Terbukti dengan predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) yang memasuki tahun keempat, memiliki fasilitas yang cukup untuk menggali potensi siswa secara optimal.
5. Rancangan Tindakan
Rancangan tindakan ini terdiri dari dua tahap yaitu:
1) Tahap Persiapan
a) Menyiapkan kelengkapan untuk penelitian
b) Menyiapkan lapangan beserta kelengkapannya
c) Menyiapkan daftar hadir peserta
d) Menyiapkan format penilaian
e) Menyiapkan audio video
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 terdapat 3 tindakan, sedangkan pada siklus 2 terdapat 2 tindakan. Dalam setiap siklus beberapa tahapan secara yaitu:
a) Perencanaan
b) Implementasi Tindakan
c) Observasi dan Interpretasi
d) Analisis dan Refleksi
Sebelum masuk ke siklus terlebih dahulu siswa di tes tembakan hukuman (free throw) sebanyak 10x dan dicatat berapa kali siswa berhasil memasukkan bola kedalam keranjang.
Siklus I dimulai pada bulan Nopember 2010, dan terdiri dari 3 tindakan yaitu:
1. Siswa diberi buku petunjuk tentang teknik menembak yang benar agar dipelajari dengan seksama, kemudian diterangkan/ demonstrasikan dan yang terakhir kita ajak melihat VCD tentang cara shooting.
2. Meminta siswa untuk memejamkan mata sambil berkonsentrasi dan mengingat teknik menembak dengan benar setelah itu siswa diajak mempraktekkan dari jarak 1,5m untuk Putri, 2m untuk Putra dari keranjang/ring. Hal ini dilakukan sebanyak 2 set, masing-masing set terdiri dari 2x latihan imajiner secara bersama-sama, 10x latihan nyata (latihan menembak).
3. Middle tes:
Siklus II dimulai pada bulan Desember 2010, terdiri dari 3 tindakan yaitu:
1. Meminta siswa untuk memejamkan mata sambil berkonsentrasi dan mengingat kembali teknik menembak dengan benar setelah itu siswa diajak mempraktekkan dari jarak ± 2,5m untuk Putri, 3m untuk Putra dari keranjang/ring. Hal ini dilakukan sebanyak 3 set, masing-masing set terdiri dari 3x latihan imajiner secara bersama-sama, 12x latihan nyata (latihan menembak).
2. Meminta siswa untuk memejamkan mata sambil berkonsentrasi dan mengingat teknik menembak dengan benar setelah itu siswa diajak mempraktekkan dari garis tembakan bebas (free throw). Hal ini dilakukan sebanyak 3 set, masing-masing set terdiri dari 3x latihan imajiner secara bersama-sama, 15x latihan nyata (latihan menembak).
3. Post tes.
6. Pembuatan Instrumen
1. Silabus
2. Rencana Pembelajaran
3. Skala Penilaian
4. Tes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar