Rabu, 10 Juni 2015
BERTURUT-TURUT & BERUNTUN DIAKHIR TAHUN PELAJARAN.
Sepertinya baru saja wajah sekolah ditampar oleh perilaku anak-anak atas ketidak jujuran dalam pelaksanaan unas tahun ini, kekonyolan itu berlanjut lagi dengan perilaku pengeroyokan sesama temannya.
Belum hilang rasa itu, tetapi sudah dihinggapi lagi perilaku memalukan dengan mengambil barang yang bukan miliknya.....
Kelas 9, 8, 7....seolah lengkap sudah semua strata kelas yang ada. Tidak hanya dilakukan oleh siswa putra, siswi putripun ikut mewarnai perilaku memalukan almamater sekolah......sungguh keadaan yang ironis, miris memilukan.
Dalam waktu yang hampir bersamaan (hanya beda hari) diakhir penutupan tahun pelajaran sekolah.
Meski sudah diputuskan punishmen mengenai hal tersebut, apakah dapat menghapus coretan atas nama baik sekolah ?? Jawabannya tentu tidak....
Butuh waktu dan kerja keras untuk membangun sebuah kepercayaan masyarakat juga orang tua siswa mengenai apa yg sudah terlanjur terjadi.....
Hmmm....sungguh pekerjaan yang sangat berat, untuk kembali mewarnai sekolah yang sudah tercoreng oleh coretan "tinta ketidakpercayaan".....
Sudah tidak dapat lagi ditunda dengan keadaan seperti ini, keadaan sudah urgent dan segera butuh tindakan juga perubahan kearah yang lebih baik lagi.
Mari semua mengintrospeksi tentang apa yang sudah terjadi pada sekolah qta, tempat qta mencari nafkah dan bertemu saudara.......
" Hal lain" yang tidak kalah mengejutkan ternyata masih ada dan banyak terdapat disekolah qta. Sungguh diluar dugaan dari wajah anak-anak yang polos dan lugu, ketika mendapatkan informasi dari luar sana.......
Minggu, 10 Juli 2011
Mengajarkan disiplin pada anak bukanlah hal yang mudah. Salah bertindak justru akan membuat anak bersikap lebih buruk. Untuk itu, para orang tua wajib menghindari kesalahan saat melakukannya.
Berikut beberapa daftar kesalahan yang umum dilakukan orang tua saat mengajarkan disiplin pada anak, seperti dikutip dari Helium.
1. Mendisiplinkan anak saat marah. Komunikasi dalam keadaan emosi yang tidak stabil tak akan pernah efektif. Lebih lanjut, yang terdengar oleh anak Anda hanyalah teriakan yang sifatnya meyakinkan. Anak-anak tak akan bisa mengambil ilmu dari sebuah kemarahan. Sebaiknya tunggu sampai emosi Anda stabil. Jika memang harus ada hukuman yang diberlakukan, hukuman yang Anda pilih pun bukan atas dasar kemarahan yang dirasakan, melainkan rasa sayang.
2. Jangan salah menghukum. Jika kedua anak Anda berseteru, yang menangis bukanlah selalu yang menjadi korban. Dengarkan keseluruhan cerita anak-anak. Tak selalu harus memberi hukuman, tapi jangan sampai anak merasa disalahkan atas sesuatu yang tidak ia perbuat.
3. Hukuman. Hukuman bukan digunakan untuk menyakiti, melainkan agar anak tak lagi mengulangi kesalahannya. Oleh karena itu, pastikan hukuman yang Anda berikan sesuai dan pantas.
4. Jangan biarkan orang lain mendisiplinkan anak Anda. Jika anak Anda melakukan kesalahan di depan orang lain, jangan pernah memberikan kesempatan orang itu untuk menghukum atau mendisiplinkan anak Anda. Komunikasi yang diterima anak akan sangat berbeda jika itu dilakukan oleh orang lain yang bukan orang tuanya. Kemungkinan paling fatal, anak Anda bisa trauma, dan mengalami kesulitan untuk terjun ke dunia sosial setelahnya.
Rabu, 06 Juli 2011
efek psikis yang ditimbulkan PORNOGRAFI
